Selasa, 16 September 2014

SoalSial: ‘Jokowi Effect’ dan Logika ‘Tidak Benar (Bahwa)’

Edy Suhardono lewat tulisannya mengajak Anda mengenali kesalahan-kesalahan logika, kesalahan informasi dan rasionalisasi ketika menentukan validitas argumen atau penjelasan tentang adanya sebuah fenomena yaitu Jokowi Effect.

Di paragraf awal artikel Edy mengusulkan ...

“... marilah kita uji pernyataan para pengamat yang mengatakan, “Tidak benar (bahwa) ada ‘Jokowi Effect’”. Pertanyaannya, dengan mereka mengatakan bahwa “adanya ‘Jokowi Effect’ (JE) tidak benar”, apakah penilaian mereka jujur?”

Ungkapan atau pernyataan “tidak benar (bahwa)” dirangkai dengan penalaran tertentu yang biasanya diikuti sejumlah alasan. Penalaran semacam ini tak dirancang untuk mengejar kebenaran, tetapi untuk memenangkan argumen.

Lebih jauh, Edy berpendapat ...

“... penalaran adalah sarana untuk berargumentasi, terutama untuk membantu meyakinkan orang lain dan untuk mengevaluasi argumen yang dibuat orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki bias konfirmasi yang sangat kuat.”

Apakah Anda pernah berdiskusi dengan orang-orang lain dan mereka tak setuju pada gagasan Anda? Apakah perbedaan-perbedaan ide Anda dan ide orang lain dapat saling bertaut, mengimbangi, dan mengisi untuk kemudian menemukan solusi terbaik?

Baca artikel lengkapnya di SoalSial.

Tentang Penulis: Edy Suhardono adalah Pendiri IISA VISI WASKITA dan IISA Assessment, Consultancy & Research Centre. Ia juga penggagas SoalSial. Ikuti ia di Facebook IISA dan Twitter IISA.

Related Sites: Facebook SoalSial, Twitter SoalSial