Kamis, 19 September 2013

Atasi Gila Game Dengan Main Game Bersama

Edy Suhardono berbagi cerita tentang kebingungan orangtua yang menghubunginya karena anak mereka mengancam ingin bunuh diri. Ancaman si anak sebenarnya berawal dari tindakan Ibunya yang marah karena anak terus-terusan bermain game, lalu si Ibu lalu mematikan colokan listrik yang berhubungan dengan komputer yang sedang dipakai main game oleh anak.

Setelah mereka berhasil mengatasi permasalahan, pasangan orangtua ini melanjutkan dengan berkonsultasi pada Edy Suhardono untuk mengetahui langkah-langkah mengatasi bila masalah tersebut kembali muncul.

Berikut penggalan penjelasan Edy Suhardono kepada orangtua:
“… ia [anak]cenderung menyerap informasi lewat cara-cara strategik, gamik, dan serba well-accomplished,” aku berhenti sesaat, "maka, wajar kalau ia menolak diultimatum, diintimidasi, ditakut-takuti, dipaksa melakukan, apalagi diintervensi. Baginya tidaklah masuk akal bahwa orang-orang lain, termasuk orang-orang dekatnya, melarang, mengarahkan, dan membuatkan keputusan, sementara mereka tidak memahami dan menyelami apa yang sedang ia lakukan ....”
Bagaimana pendapat Anda? Anda pernah mengalami peristiwa yang sama?

Baca artikel aslinya di Soalsial.com

Pembenaran Atas "Maju Tak Gentar"

Edy Suhardono mengawali tulisannya dengan bertanya apakah tindakan maju tak gentar selalu dimotivasi oleh dorongan membela yang benar. Ia lalu menjelaskan bahwa hal tersebut dimulai dari:
…upaya perombakan makna “menghormati” menjadi “menaati”. Sejak dini kita telah dilatih menaati orang tua dan guru sekolah yang pada faktanya menjadi pihak dengan siapa kita menggantangkan harga diri. Keterkondisian ini tak pelak membuat kita mengonversikan penghormatan menjadi penaatan. Di kemudian hari, terhadap apapun perintah atasan atau pemimpin, kita cenderung melakukan ketaatan tanpa berpikir panjang.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda setuju atau memiliki sudut pandang yang berbeda?

Baca artikel aslinya di Soalsial.com