Jumat, 11 Oktober 2013

Bahagia Melihat Anda Berbahagia

Edy Suhardono mencermati salah satu pola umum yang terjadi di kalangan orangtua. Mereka memiliki radar yang tajam dan awas untuk mengetahui perbuatan keliru atau jahat dari anak-anak mereka. Banyak dari mereka pun mengakui kalau mereka tak lagi tahu kapan anak-anak berperilaku baik, sementara mereka mengharuskan agar anak-anak selalu berperilaku baik.

Orangtua bisa jadi tak memahami bahwa kritik dan pujian dapat memiliki efek ganda pada anak-anak. Kritik dan pujian berbentuk kata-kata yang sering terdengar dipakai oleh orangtua, misalnya “nakal” atau “anak baik”. Jika dipakai dengan benar dapat memperbaiki perilaku anak-anak. Sebaliknya, jika salah menggunakan bisa membahayakan perkembangan mereka.

Edy Suhardono menjelaskan...
Baik “nakal” maupun menjadi “anak baik” sebenarnya bukan perilaku. Atribut semacam ini tidak menjamin kebenaran evaluatif atas apa yang anak lakukan sehingga ibunya menjadi jengkel, atau apa yang anak lakukan sehingga ayahnya menganggap dia sebagai anak baik. Artinya, pujian maupun kritik harus berbasis pada perilaku yang menarik perhatian bagi anak. Bahwa anak-anak ingin menyenangkan orang tua mereka itu hal normal. Justru karena mereka masih kanak-kanak, mereka sangat peduli pada bagaimana orangtua menilai dan merasakan apa yang mereka kerjakan. Mereka membutuhkan umpan balik terkait perbedaan antar-perilaku yang mempengaruhi perasaan mereka."
Apakah Anda pernah merasa pernah melakukan hal semacam itu terhadap anak Anda? Apakah Anda telah cermat atau meleset mengenai perilaku anak?

Baca artikel aslinya di Maya Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik http://www.visiwaskita.com