Kamis, 14 November 2013

Kekuatan Di Balik Kelemahan

Edy Suhardono menulis posting tentang percakapannya dengan Kirana, salah satu klien IISA.

Kirana bercerita bahwa orang di rumahnya dan guru-gurunya sejak di TK mengatakan bahwa ia seorang pemalu dan pencemas berat. Karena ia merasa memang seperti itu, ia lalu kesulitan untuk berkonsultasi dengan pihak lain tentang kelemahannya tersebut, sampai akhirnya ia dapat menceritakannya hal tersebut kepada Edy.

Edy mengapresiasi upaya Kirana untuk bercerita mengenai permasalahan dirinya. Menurut Edy, Kirana telah membuat keputusan untuk menghentikan pertarungan antara kekuatan dalam dirinya melawan apa yang dianggap sebagai “konvensi standar”.

Kirana lalu bertanya bagaimana cara ia dapat mengatasi label pemalu yang terlanjur hidup dalam benaknya dan benak orang-orang di sekitarnya.

Edy menjelaskan…

“Kepemaluan seseorang sebenarnya bukan sebuah paparan sifat yang tunggal, tetapi terdiri dari beberapa fitur. Pertama, si pemalu terlalu gamang, baik dalam berpikir maupun melangkah. Kedua, terlalu lemah-lembut, terutama ketika menunjukkan gerak-gerik tubuh. Ketiga, si pemalu berpembawaan tenang tak bergeming di hampir setiap menghadapi apa pun kejadiannya. Keempat, pemalu terbiasa mengungkapkan diri sedemikian rupa sehingga mudah dikesankah sebagai rentan dan ringkih terhadap serangan pihak lain. Kelima, pemalu bersikap sebagai si penurut, si polos, dan pihak tak tahu apa-apa. Keenam, pemalu mudah dikesankan sebagai si pendiam, tidak mudah membocorkan keterangan, sehingga cenderung dikesankan sebagai pribadi yang dapat menyimpan rahasia. Dan ketujuh, pemalu mudah dikesankan sebagai sosok yang konsisten dalam ketetapannya bahkan ia tidak berubah sejak masa kanak-kanak mereka,” lanjutku.

Apakah Anda pernah mendapatkan cap atau label pemalu seperti yang dialami Kirana? Bagaimana cara atau kiat Anda untuk mengatasinya?

Baca artikel aslinya di Maya Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik http://www.visiwaskita.com